Senin, 08 September 2014

Ayah, aku ingin kau cemburu


Ayah, masihkah ayah ingat bahwa 17 tahun yang lalu dengan sabar ayah mengajariku tentang agama? Mengajariku membaca a ba ta tsa.. dan seterusnya?
Sungguh ayah , aku rindu saat-saat itu. Saat dengan sabarnya engkau memberikan pemahaman Al-Quran sedikit demi sedikit dalam memoriku yang masih sangat luas.
Harusnya kali ini kita mengkajinya bersama ya. Bukan aku sibuk dengan dunia luarku. Harusnya kita saling bercerita tentang Siroh Nabawi ya yah, setelah dulu kita sempat bercerita singkat tentang 25 Nabi.
Ayah, masihkah ayah ingat ketika ayah lelah setelah bekerja seharian, ayah mendatangiku lalu membacakan beberapa cerita? Terkadang mengajariku membaca.
Apakah kali ini harus aku yang membacakan karya-karyaku? Atau tumpukan buku yang sering aku beli. Lalu kita berbagi ilmu.
Ayah, masihkah ayah ingat saat bertahun - tahun lalu saat aku masih dibangku taman kanak-kanak aku tak pernah lupa memasukkan sepatu kerjamu ke dalam rak sepatu?
Sekarang, ayah yang sering membereskan sepatuku. Bahkan tas kerja dan seragamku. Ayah bilang, “Kamu istirahat saja,” Aku malu ayah, aku malu. Aku malu karena sering pulang hampir tengah malam, dan ayah masih bersedia menjemputku.
Ayah, masihkah ayah ingatkah saat pertama kali ayah memberikan sebuah buku? Dan saat itu ayah bilang, ‘tulis apa saja yang kamu rasakan, tapi ada baiknya ceritakan saja pada ayah”
Dulu aku memilih bercerita, tapi sekarang aku lebih memilih kertas-kertas itu atau gadget yang tersedia. Lalu menuangkannya di sana.
Ayah, masihkah ayah ingat saat aku merengek meminta boneka barbie lengkap dengan bajunya? Dan ayah hanya membelikan bajunya karena ayah bilang bonekanya sudah banyak (waktu itu aku punya 6 boneka barbie).
Sampai sekarang, ayah masih sering membelikan apapun yang aku butuhkan.  Tapi agaknya beberapa teman laki-lakiku sudah memberikan beberapa barang yang aku butuhkan. Sehingga ayah tak perlu memberikannya lagi.
Padahal aku bisa membaca matamu, yah. Aku tahu ayah masih ingin aku repotkan.
Ayah, masihkan ayah ingat saat pertama kali aku masuk SD? Aku masih lucu kan?
Ayah, masihkah ayah ingat saat aku daftar di SMP Negeri terkenal di kota ini? Saat itu aku lupa membawa salah satu berkas dan ayah dengan lapang kembali ke rumah hanya untuk mengambil selembar kertas. Padahal jarak dari sekolah itu sampai ke rumah hampir satu jam.
Sekarang aku jarang sekali mengorbankan waktuku untukmu. Maafkan anakmu yang cantik ini ya yah.
Ayah, ingatkah saat akhirnya aku memilih untuk mendaftar di sebuah SMP Islam swasta yang saat itu kondisinya jauh dari yang kita bayangkan. Dan ketika aku masuk sana, aku menangis sepanjang hari sampai kelulusan?
Ayah pasti tahu betul, saat itu aku menangis karena aku merasa aku gagal membahagiakanmu. Tapi ayah  bilang, “kebahagiaan ayah tak berhenti hanya karena kamu tidak di terima di SMP Negeri. Dan apa yang ayah bilang itu benar sekali. Di SMP yang jauh dari kita bayangkan, ternyata disanalah aku temukan jati diriku. Aku temukan keberanian luar biasa.
Ayah. ingatkah ayah saat aku berinisiatif mendaftar di SMK Negeri yang cukup terkenal di kota ini juga? Aku dengan nekad berangkat sendiri. Padahal ayah bilang, “Nggak usah kesana, sekolah yang dekat saja”
Maafkan karena ternyata aku pergi kesana dan akhirnya aku sekolah disana, Luar biasanya ayah ikut mendukung seluruh kegiatanku yang super sibuk saat itu.
Ayah, aku masih ingat saat ayah menungguku berjam-jam di gerbang sekolah. Ayah dengan sabar menungguku.
Beberapa saat lalu, teman laki-lakiku sibuk mengantar jemputku. Dan ayah hanya tersenyum.
Ayah, masihkah kau ingat saat aku pulang hampir tengah malam karena aku bermain dengan teman-temanku? Lalu ayah dengan sabar menungguku di depan pintu rumah. Hari itu ayah tak memarahiku sama sekali. Bahkan ayah rela pergi keluar untuk membelikan makan malam untukku, padahal hari itu aku lihat ayah lelah sekali.
Kini…
Rasanya aku ingin mendengar bahwa ayah ingin bersamaku. Menghabiskan malam-malam penuh bintang bersama-sama. Saling diskusi tentang semua hal.
Aku ingin ayah marah karena aku jarang berada dirumah.
Dan…
aku ingin ayah ‘cemburu’ pada teman laki-laki yang terkadang  menyampaikan materi islam padaku.
Ayah, aku ingin kau cemburu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Staycation Seru di Bekasi

Saat libur panjang tiba tak jarang aku bingung harus liburan kemana. Mau keluar negeri, budget terbatas. Mau ke liburan ke daerah puncak, ma...