Rabu, 03 Februari 2016

Pengobatan Penyakit Jiwa : Sampai Kapan?

Alhamdulillah saya saat ini sedang dalam pengobatan di sebuah Rumah Sakit Jiwa di daerah Jakarta Timur (semoga tidak salah). Hari ini tepat bulan ke empat.

Artinya saya sudah empat bulan mengkonsumsi obat-obatan. Tapi kok saya merasanya sudah lama sekali ya.

Sebentar, sebelum akhirnya saya di tangani oleh Psikiater. Saya pernah ke Psikolog selama kurang lebih dua tahun. Dua tahun loh, dua tahun.
Sebelumnya ada trauma juga. Sebelum dua tahun itu, saya pernah di tangani juga selama tiga tahun.
Jadi totalnya hampir lima tahun.

Jadi sejak kapan saya mulai merasa bahwa saya mengalami gangguan jiwa?
Sejak kecil. Mungkin sejak saya lahir namun saya baru sadar beberapa bulan ke belakang ini.

Sejak SMP saya suka sekali menyakiti diri sendiri. Berkali-kali rasanya bahagia setiap darah mengalir dari tubuh. Tapi saat itu saya belum sadar.

Setahun kemudian, saya di tempa trauma yang lain. Mulai di situ saya akhirnya berteman baik dengan psikolog dan hipnoterapi. Setahun terapi kemudian berhenti. Kehabisan biaya.

Saya bekerja, bahagia sekali awalnya. Kemudian ada beberap pemicu trauma masa lalu itu muncul. Singkatnya saya kambuh lagi, setiap mau berangkat pasti saya demam.
Bersahabatlah lagi saya dengan psikolog- psikolog yang baik.

Beberapa bulan lalu, rasanya saya tidak cukup ke psikolog. Akhirnya saya di rujuk ke psikiater.
Saat itu kondisi saya sudah parah tp saya masih sadar. Saya sadar segala tindakan saya membahayakan.

Kadang saya bertanya, kapan pengobatan saya berakhir?
Ahh, rasanya hanya perlu ikhtiar dan kesabaran luar biasa.

Belakangan, saya jarang sekali kambuh. Jarang sekali ingin melakukan bunuh diri. Karena saya merasa tenang.

Saya ke psikolog seminggu sekali, ke psikiater sebulan sekali. Kalau ada yang mau tahu berapa biayanya, intinya cukup mahal untuk orang dengan penghasilan seperti saya.

Tips agar tidak mudah kambuh :
1. Minum obat teratur. Terlambat atau tidak rutin meminum obat menyebabkan proses penyembuhan semakin lama.
2. Bantu pasien untuk mengetahui siapa dirinya.
3. Berikan kesempatan pada pasien untuk mengenali dirinya secara utuh.
4. Kenalkan pasien pada barang-barang yang berbahaya.

Kadang saya sedih. Beberapa orang bilang saya lebay dsb. Tapi ya sudah, kebanyakan orang belum mengerti sebelum menjalani.

Salam sehat jiwa

Staycation Seru di Bekasi

Saat libur panjang tiba tak jarang aku bingung harus liburan kemana. Mau keluar negeri, budget terbatas. Mau ke liburan ke daerah puncak, ma...