Yeay akhirnya memaksakan diri untuk nulis lagi. Kali ini masih dengan curhatan si Ayu mengenai apa yang dia alami.
Dulu pas awal berobat ke RSJ, Ayu di vonis skizo. Si Ayu fikir skizofrenia. Disitu ia merasa takut, sedih dan lain sebagainya. Bagaimana mungkin ia yang tidak terlahir dengan gen kelainan kejiwaan bisa menderita skizofrenia.
Meskipun ia nggak terima, ia tetap minum obatnya. Rutin setiap hari.
Ternyataaa pas tadi kontrol kata dokternya bukan skizofrenia tapi skizoafektif. Berdasarkan yang ia alami, Skizoafektif hampir mirip gejala skizofrenia. Buktinya ia mengalami halusinasi, waham dan delusi yang cukup parah.
Mau lompat dari lantai dua, mau lompat dari mobil yang sedang melaju kencang dan mau bunuh diri. Pokoknya keadaan yang cukup parah.
Setidaknya begitu menurut yang ia alami. Selain itu ada gangguan afektif yang berupa mood yang mudah sekali berubah. Misal lima menit tertawa terbahak-bahak sampai 19 jam menangis tanpa henti.
Baginya, skizoafektif dapat membunuh dengan cepat. Jika halusinasi tidak kelola dengan baik.
Sementara gangguan mood terus menerus menghampiri.
Jadi skizoafektif adalah gangguan mirip skizofrenia dan gangguan afektif (mood) yang terjadi dalam waktu hampir bersamaan.
Lalu, berapa lama pengobatannya?
Untuk orang seperti Ayu, yang masih bisa beraktivitas seperti biasa. Masih bisa komunikasi dengan cukup lancar dan dengan berbagai kegiatan padat lainnya.
Paling cepat dua tahun untuk memulihkan keadaannya.
Semoga kita semua senantiasa diberikan kesehatan jasmani dan rohani. Sehat jiwa juga raga.
*****
Bekasi, 30 Maret 2016