Apalagi jika mertua terlalu ikut campur dalam kehidupan rumah tangga kita.
Sebagai anak pun, kita harus tahu saat-saat yang diperbolehkan berbicara dengan orangtua atau mertua kita. Karena tidak semua cerita berhak diketahui oranglain. Termasuk mertua dan orangtua kita sendiri.
Berbeda jauh dengan mama mertuaku yang jago sekali dalam hal masak memasak.
Masakan beliau itu enaknya kebangetan loh.
Nah aku kalah dalan skill memasak ini oleh mertuaku.
1. Tanya ke suami hari ini mau makan dimana? Kalau jawabannya dirumah mama, artinya aku tidak perlu repot-repot masak. FYI, tempat tinggalku sama mama mertua itu cuma beda satu gang. Lol
2. Namun kalau jawabannya mau makan dirumah, Tanyakan mau makan apa?
3. Cari resep di google atau youtube.
4. Masak dengan menggunakan feeling.
See, apa yang salah dengan pernikahanku?
Aku berbicara pada suamiku bahwa aku mau mengurusnya dikala ia sedang sehat maupun sakit. Bukan 'dipulangkan' ketika ia sakit dan kembali ketika ia sehat.
Akhirnya, kami sepakat kalau sakit ya di rumah aja. Meskipun godaan jarak amatlah hebat.
Kalaupun meminta tolong biasanya bukan berupa uang melainkan minta dibuatkan makanan apa. Sebatas itu.
Makanya aku sedang belajar pola komunikasi mertuaku.
Untuk soal menasihati, aku lebih suka yang soft, tidak menghakimi dan terarah.