Takbir yang berkumandang, tidak seperti biasanya. Dimana biasanya dapat berkumpul dengan sanak saudara. Kadang bersama ibu mertua untuk masak bersama atau bersama keluarga lainnya sambil melemparkan canda tawa.
Kali ini, sungguh sangat berbeda. Dengan keriuhan hati harus menyepi di ruang yang sepi. Sambil sesekali bertanya, apa kabarnya pandemi?
Banyak insan yang sedang sakit hati menahan gejolak yang terus menyalahkan orang-orang tak tau diri, mereka dengan kebodohan hakiki terus bertindak sesuka hati. Sementara sebagian orang terus menangis, bahkan sekalipun dalam mimpi. Apa yang belakangan terjadi tidak sesuai dengan apa yang seharusnya dijaga. Di saat keluar rumah adalah hal yang mewah bagi sebagian manusia, eh bandara malah dibuka aksesnya. Apakah ada rencana tak terduga?
Pada malam ini, dimana takbir bergema dimana-mana, ada nyawa-nyawa yang tentu saja berharap tetap bersama raganya. Mungkin saja ada yang masih menganggapnya biasa saja, toh nyawa adalah milik Allah, tak apa meninggal sia-sia karena corona.
Pada malam ini, dimana takbir bergema dimana-mana, ada nyawa-nyawa yang tentu saja berharap tetap bersama raganya. Mungkin saja ada yang masih menganggapnya biasa saja, toh nyawa adalah milik Allah, tak apa meninggal sia-sia karena corona.