Setiap menulis tentang kesehatan jiwa, secara otomatis saya menarik napas panjang. Bukan karena saya tidak menerima kondisi saya yang Allah takdirkan harus berjuang. Tidak sama sekali. Namun, saya sedih dan kecewa karena penanganan pada kesehatan jiwa tidak secepat kesehatan fisik. Bukan hanya penanganan, tapi juga kesadaran akan hal ini.
Bukan hanya masyarakat yang kurang aware, bahkan beberapa tenaga medis yang pernah saya jumpai juga pernah menolak secara langsung saat saya meminta surat rujukan ke rumah sakit khusus yang menangani masalah kejiwaan. Yhaa, kalau nakes aja kurang aware gimana masyarakat awam?