Rabu, 19 Januari 2022

Aku Berjuang, bukan Diam

Kali ini aku akan menceritakan tentang apa yang akau alami dengan kondisi mental health yang aku perjuangkan sepenuh jiwa raga. Karena jujur berat banget harus melewati hari-hari dengan kondisi yang tidak selalu sama. Bukan hanya kondisi kesehatan fisik, tapi mental juga.

Kali ini, aku memberikan pendapatku tentang mental health yang sumbernya dari youtubenya dr. Jiemi Ardian, Sp.Kj tentang Borderline Personality Disorder, kemudian akan aku compare dengan apa yang aku alami dan rasakan. Apakah sama atau berbeda dengan penjelasan dr. Jiemi

Sebelumnya, aku sudah berobat rutin dan berkonsultasi dengan seorang psikiater di sebuah RS di sebuah kota, jadi apa yang aku tulis bukan semata self diagnose.


Kalau di youtube channelnya, dr. Jiemi berkata bahwa Borderline Personality Disorder adalah Sebuah gangguan kejiwaan yang memiliki banyak sekali gejala. Bagi yang memiliki BPD, hidupnya seperti hidup di dalam roller coaster kehidupan. Kadang juga merasa bingung, enggak jelas.

Contohnya seperti orang yang memiliki alergi, kalau ada orang yg alergi udang, kalau dia makan udang maka akan timbul alergi, bahkan makan udang aja bisa sampai meninggal lho. Karena tubuhnya sensitif dengan hal tersebut.

Begitu juga dengan orang mengalami BPD, mereka bisa menjadi sangat sensitif khususnya terhadap aspek interpersonal, kesendirian, penolakan, dan sebagainya

Sehingga ketika sensitifitas terpacu, reaksinya berlebihan. Kadang perilaku untuk menenangkan diri tampak impulsif, bahkan tampak ceroboh, kadang sebagian orang melihatnya sebagai orang yang manipulatif, melakukan apapun untuk mendapat apa yang diinginkan, tapi sebenarnya untuk menekan sensitifitasnya.

Pendapatku sebagai insan yang berjuang menyembuhkan BPD :

Benar apa yang dikatakan dr. Jiemi, aku sulit banget menerima penolakan. Makanya enggak jarang sebelum benar-benar ditolak maka yaudah mundur aja duluan. Reaksiku terhadap sesuatu memang seringkali berlebihan. Bukan karena mau cari sensasi ya, tapi reaksi itu memang natural keluar sendiri. Ketika sisi sensitif itu disentuh, akan ada dua kemungkinan, aku akan menerima dengan tangan sangat terbuka dan menaruh simpati atau ayo kita ribut aja


Tanda-tanda Borderline Personality Disorder :

1. Takut sekali ditinggalkan/takut sendirian

Misal pacar telat balas chat rasanya menakutkan sekali, rasanya  takut ditinggalkan, tapi kadang nggak masuk akal. Tidak jarang bisa sampai melakukan hal ekstrim, misal chat terus menerus. Sayangnya, perilaku seperti ini punya efek yang berkebalikan dari tujuannya.

Pendapatku : 

Yhaa memang takut sendirian, daripada ditinggalkan kadang aku memilih pergi duluan ajaa, biar aku yang meninggalkan. Jujur, aku sudah overthinking sejak dulu tapi makin kesini semakin mudah saja overthinking dan aku lelah sekaliiiii


2. Hubungan jarang yang stabil

Biasanya dekat tapi pendek. Kalau udah dekat bisa sampai nempel tapi enggak jarang cepat banget renggangnya. Seseorang dengan BPD akan jatuh cinta dengan cepat, tapi dengan cepat pula kecewa.

Pendapatku : 

Benar banget, kalau udah senang sama orang bisa sampai cinta buta. Bukan hanya ke lawan jenis, ke teman perempuan pun begitu. Kadang, mereka buat kesalahan kecil aja, rasa kecewaku udah tidak bisa terbendung. Aku jarang sekali memiliki hubungan yang awet.


3. Terbiasa berpikir dengan hitam dan putih

Seakan kalau nggak benar  berarti salah total. Kalau nggak utuh berarti hancur lebur berantakan. Proses berpikir kaku sekali, seolah hanya ada dua opsi dari suatu kejadian, padahal realitanya itu luas. Selalu ada alternatif atas suatu pilihan atau keputusan.

Pendapatku :

Oh jelas, tidak ada yang abu-abu di dunia ini. Jika tidak bisa melakukan kebenaran A pasti menolak untuk A. Pokoknya aku kaku sekali. Kalau enggak dapat hadiah, ya harus dapat hukuman. Kalau nggak dapat pahala ya pasti dapat dosa. Makanya aku sering banget beda pendapat dengan orang lain. Egois sekali yaa aku. Nah, itulah aku di masa lalu

Tapi Alhamdulillah sekarang aku sudah lebih menerima. Karena sudah belajar mindful dengan berbagai kelas hehe


4. Shifting Self Image

Biasanya gambaran diri tidak stabil. Kadang merasa baik, kadang benci, kadang ngga suka sama sekali, kadang memandang diri sangat jahat.

Tidak mengenal diri sendiri yang pada akhirnya karena merasa tidak jelas tentang identitas diri.

Jika hal tersebut terjadi secara rutin akan kehilangan tujuan

Pendapatku :

Aku bahkan tidak bisa mendeskripsikan diri sendiri. Benar yang dikatakan oleh dr. Jiemi, aku bahkan lebih sering membenci diriku sendiri, sehingga tidak jarang ingin orang lain juga membenciku tapi ketika hal itu terjadi, aku tidak terima. 


5. Self Destructive Behavior

Tindakan cepat, mendadak dan tidak dipikirkan terlalu panjang. dan biasanya juga berbahaya. Beberapa orang menganggap mencari sensasi, padahal memiliki tujuan lain misal memindahkan rasa sakit, tidak merasakan sensasi tersebut lalu mengganti dengan mencari sensasi lain, dan sebagainya.

Misal : impulsif belanja, makan terlalu banyak, dan tidak menutup kemungkinan untuk melakukan self harm

Pendapatku :

Aku mau semua berjalan cepat, instan dan tidak mau berpikir terlalu panjang. Hidupku meledak-ledak sekali, tapi orang lain tidak mengerti hal tersebut. Enggak jarang orang tuh bilang aku cari sensasi, cari perhatian, pura-pura, acting, anything else laa pokoknya. Padahal aku menjalani hidupku juga udah capek banget yaaAllah, pengen nyerah rasanyaaa. Makanya kadang self harm, tapi aku enggak mau mati, cuma pengen kekosongan dan rasa sakit di dalam hati enggak berlarut-larut.



6. Extreme Emosional Swing

Perubahan emosi secara ekstrim. misal dari senang ke kecewa, dari bahagia ke sedih luar biasa. Mungkin pencetusnya sederhana sekali, tapi reaksinya begitu kuat. Kalau ada yang bilang "kok kamu berlebihan sih," justru itu memperberat kondisi emosional.

Pendapatku :

YaaAllah part ini yang aku banget. Bisa loh perubahan emosi aku ekstrim sekali. Aku enggak membenarkan kesalahan yang aku lakukan, tapi aku cuma minta dipahami kalau aku sangat sensitif. Aku maunya kalau aku lagi kelihatan sensitif, yaudah yang lain diam dulu. Supaya aku bisa dialog sama diriku sendiri.  Nanti kalau udah baik emosiku ini, aku bisa diajak bicara lagi kok. Aku bisa aja menahan emosiku, tapi kalau udah bocor bisa jadi banjir bandang. Dan sebelum hal itu terjadi, ayo kerja sama.


7. Terus menerus merasa kosong

Merasa ada ruang hampa di dalam diri, bahkan ketika mengisi ruang kosong tersebut tidak efektif.

Pendapatku :

Pada gejala ini banyak sekali yang bilang untuk lebih dekat dengan Allah, supaya hati enggak kosong. Jujur aku juga paham mana kosong yang karena lagi futur sama kosong yang gejala BPD. Bahkan aku ibadah dari pagi ke pagi lagi tetap aja kosong. Semua shalat dijalankam, baca Al Quran udah entahlah berapa juz, tetap aja gitu rasanya. Dan ini tuh gejala yang paling lama aku rasakan. Kalau udah ketemu sama dia, udahdeh. Aku bahkan gak jarang tidak bisa memberi nama pada emosi. Yah jangankan emosi, rasa sakit di fisik aja gatau apa namanya kok kadang.


8. Explosive Anger

Biasanya akan ada dorongan atau kesulitan untuk menahan marah, misal melempar barang, melempar kata yg tidak pantas, dan sebagainya. Kadang kemarahan tidak hanya dilempar ke luar, bisa juga ke dalam, tapi besar sekali.

In my case, aku lebih sering melempar kemarahan ke dalam diri sendiri. Pernah beberapa kali melempar kemarahan ke orang lain dengan kata yang kurang pantas, kalau dia jawab kemarahanku oh sudah jelas aku balas lagi sampai aku puas. Meskipun begitu, aku akan tetap menyalahkan diri sendiri, sehingga kadang aku merasa kecil, payah dan tidak layak untuk disayangi.


9. Merasakan Kehilangan Kesadaran terhadap realita

Bisa penuh dengan kecurigaan seperti tidak berada di realita saat ini, Kadang merasa tidak berada di tubuh saat ini.

Tentang curiga ini juga menjadi salah satu hal yang berat bagiku. Siapa sih yang mau hidup dengan kecurigaan yang panjang? Aku juga sebenarnya tidak mau. Setiap ada yang dekat denganku, selalu aku anggap memiliki  tujuan khusus. Misal tadinya dekat sekali, terus tiba-tiba tidak menyapa sama sekali, maka aku anggap dia memusuhiku.

Capek banget sumpaaah.


Menurut dr. Jiemi, 9 gejala tersebut bisa begitu intense bahkan beberapa berpikir untuk mengakhiri hidup.

Jelas sekali, bahwa aku sempat ratusan kali mengakhiri hidupku begitu saja. Ya buat apa juga kan kalau hidup sudah dipenuhi rasa curiga.


BPD bisa ditangani, sesekali butuh pengobatan tapi perlu konsultasi rutin

BPD terjadi karena kompleksitas ditubuh manusia.genetik, hormonal, neurotransmitter.


***

Saat ini, hidupku jauh lebih terkontrol karena aku tidak menolak terapi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Staycation Seru di Bekasi

Saat libur panjang tiba tak jarang aku bingung harus liburan kemana. Mau keluar negeri, budget terbatas. Mau ke liburan ke daerah puncak, ma...